Sunday, October 4, 2015

MAKNA SESAJEN JAWA

Sebelum masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam, masyarakat Jawa sudah 
mempunyai tradisi menghormati Tuhan, alam, dan roh - roh leluhur.

Ini berarti umurnya sudah tua sekali, tetapi orang-orang yang masih memegang budaya
 Jawa dengan erat tetap membuat sesajen pada saat-saat spesial. Sesajen dibuat untuk
mengucap syukur atau sebagai tanda penghormatan kepada Tuhan / leluhur. Karena
kaitannya dengan hal-hal paranormal/ghaib, dan fungsinya untuk berdoa kepada leluhur,
banyak yang mengatakan bahwa penggunaan sesajen adalah hal yang musrik atau
menantang nilai-nilai agama.

Nah, niat saya di postingan saya hari ini adalah untuk menjelaskan apa arti dan
simbolisme di balik sesajen, supaya semua bisa mengerti bahwa sesajen bukanlah
hal yang musrik, namun hal yang sungguh indah maknanya.

Hasil gambar untuk makna sesajen dalam budaya jawa
Sesajen terbuat dari banyak hal, biasanya nasi, kembang/bunga, telur, buah-buahan
dan lain sebagainya. Tiap bagian dari sesajen memiliki maknanya tersendiri.. apakah itu?

1. Beras/nasi/padi: biasanya dibentuk seperti gunungan (tumpeng) - melambangkan
kesempurnaan, ke-total-an, ketuntasan. Sebagai manusia, jika melakukan sesuatu, harus
dengan sungguh-sungguh, tidak setengah-setengah, selesaikan apa yang kau mulai.
Tumpeng, adalah singkatan dari "tumungkulo sing mempeng" yang berarti, "jika ingin
selamat, rajinlah beribadah." (Selalu ingat Tuhan).

2. Urap: Selama kita hidup di dunia ini, jadilah orang yang berarti bagi masyarakat
sekitar, alam semesta, lingkungan, agama, dan negara. Kalau diartikan dengan mudah
- jadilah orang yang berguna, yang baik, yang positif. Berikan kontribusi yang baik.

3. Bubur panca warna: (panca artinya lima/5) - Bubur jagung, ketan putih, bubur
 kacang hijau, ketan hitam dan bubur beras merah - Mereka diletakkan di semua arah
mata angin, yang satu diletakkan di tengah, orang Jawa menyebutnya sebagai "Kiblat
Papat Limo Pancer". Menyimbolkan kelima elemen alam yaitu: air, udara,  api, tanah
dan angkasa.

4. Jajanan pasar: Representasi dari kerukunan, walaupun manusia dan komunitasnya
selalu berbeda, hendaknya selalu ada tenggang rasa.

5. Pisang Raja Gandeng: Simbolisasi dari cita-cita yang besar dan luhur. Sebagai
manusia, hendaknya kita terus membangun bangsa dan negara.

6. Ayam ingkung: Melambangkan cinta kasih dan pengorbanan. Selama kita hidup,
berilah kasih sayang, perhatian, kepedulian, pengorbanan.

7. Ikan bandeng atau ikan asin (yang berduri banyak): Artinya, rejeki berlimpah. Jika memakai ikan teri, yang hidupnya biasa bergerombol, ini melambangkan kerukunan.

8. Telur: Simbol dari asal mula kehidupan yang selalu berada dalam dua sisi yang berbeda
seperti laki-laki / perempuan, siang / malam.

9. Air dan bunga: Melambangkan air yang menjadi kebutuhan pokok manusia sehari-hari

10. Kopi pahit: Melambangkan elemen air tetapi juga sebagai simbol kerukunan dan
persaudaraan (karena kopi biasanya diminum pada saat pertemuan, acara sosial, perkumpulan.

Dari sepuluh komponen sesajen yang sudah saya sebutkan, yang manakah yang musrik?
Semuanya melambangkan cinta, kerukunan, dan cita-cita yang luhur. Tidak ada isi atau
bagian dari sesajen yang melambangkan pembohongan, pembunuhan, kehancuran, apalagi
keharusan untuk merugikan orang lain atas nama Tuhan.

Mengertilah bahwa sesajen adalah hal yang indah, bukan sesuatu yang menantang
 nilai agama. Hanya penganut agama yang picik yang merasa paling benar, sehingga
 tak sanggup memahami arti penghormatan kepada sesama anggota keluarga alam semesta.

13 comments:

  1. Hasbunallah wanimal wakil. Ya allah jauhkanlah kami dari praktek syirik dan dekatkanlah kami kepada keagungan engkau karena hanya engkau ya allah yg kami meminta tolong bukan kepada arwah2 jin leluhur. Amiin allah huma amiin.

    Mas penulis, bagaimana sesajen tidk syirik?, di agama islam ini hukumnya harammm. Kita hanya meminta kpd allah swt bukan kpd arwah2 leluhur.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iya....mengajarkan kebaikan dg simbol2 adalah syirik....kesian emang di negeri asalnya gerbang....makanya gak bisa berayukur

      Delete
    2. Sok suci bgd sih.. kalo ndak suka diem,, org apa2 masih lari ke org pintar(dukun) juga

      Delete
    3. lakum dinukum waliadin.untukmu agamamu untuku agamaku

      Delete
    4. Nyembelih sapi atau domba di idhul adha bukannya itu tradisi musrik

      Delete
  2. Pendapat saya pribadi,ini merupakan bentuk pitutur wejangan..jaman dulu atau jaman kanjeng sunan..untuk memberikan...petuah bijak yang bisa juga selaras dengan esensi dari makna ajaran agama dengan metode simbol simbol yg familiar dikehidupan sosial pada saat itu...patut kita apresiasi..dan kita uri2 contoh...kita taruh..tebu,kelapa,padi. Pada saat mbangun rumah ..tebu...mantebing kolbu kita dianjurkan untuk selalu menguatkan iman kita,kelapa penuh filosofi..yang dipahami bisa satu semester sendiri yg inti syarat dengan petuah..padi kita harus rajin bekerja untuk bekal didunia...jadi saya sependapat..sebenarnya sudah terjadi pemahaman yang sepotong..sepotong...terhadap budaya warisan leluhur..kita...

    ReplyDelete
  3. Mungkin untuk agama selain Islam tak masalah, it's okay. Tapi untuk Islam tidak diperbolehkan, bukan berarti tidak menghormati alam semesta. Menghormati alam semesta adalah dengan menjaga dan melestarikan bumi, karena itu juga titipan Tuhan yang harus dipelihara & dijaga oleh manusia. Zaman nenek moyang tidak bisa disalahkan emang, karena zaman itu belum modern dan zaman yang belum mengenal agama dan siapa Tuhan Pencipta Alam, makanya mereka menyembah dari bagian yang diciptakan oleh Sang Penguasa-Tuhan.Terimakasih, salam damai.

    ReplyDelete
  4. Budaya dan agama ...saling menghormati bukan saling membenci....kenapa kita bisa menikmati pelangi...yg beda beda warna..sedangkn perbedaan itu kehendak NYA..mari salih asah asuh

    ReplyDelete
  5. Nauzubillahi min zalik, mbak Anita

    ReplyDelete
  6. Saya ingin bertanya apakah bunga mawar yang diambil dirumah seseorang bisa menjelajahi orang yang memberi padahal dia tidak tau bunga itu digunakan untuk sesajen?

    ReplyDelete
  7. terimakasih author sudah memudahkan mengerjakan tugas bahasa jawa saya :)

    ReplyDelete
  8. Menghormat dengan menyembah itu beda.menghormat itu memperlakukan sesama mahluk lain sebagaimana memperlakukan terhadap keberadaan diri sendiri,sedang menyembah itu cenderung meminta.

    ReplyDelete